relief_Tragedi Mandor Berdarah di Museum Juang Mandor |
Pagi
ini tanggal 25 Juni 2012 di Kantor sewaktu
sarapan singkong goreng dan segelas kopi, sekadar untuk mengisi perut untuk
sampai siang nanti, entah bosan dengan makanan yang mulu” enak dengan
kolesterol tinggi, atau memang adanya itu. datang bapak dari bagian CSR
Perusahaan Perkebunan yang dipandang besar di Kalimantan Barat, memberi surat
edaran. Dari sudut, terdengan Rekan kerja menyebut kata “MANDOR”… yah MANDOR
Buat
sebagian orang mungkin masih asing tapi sebagian dari kita masih asing
mendengarnya sedang yang lain sering mendengar, khususnya orang yang berasal
dari Kalimantan Barat. Mandor adalah sebuah kota di Kalimantan Barat. Kota
mandor sendiri dahulu merupakan wilayah dari Kabupaten Pontianak, namun kini
termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Landak di Propinsi Kalimantan Barat. Jaman penjajahan Jepang di Mandor
terjadi suatu peristiwa berdarah.
Pada
saat itu Kalimantan Barat berhasil dikuasai oleh pasukan Jepang yang berasal
dari pasukan ke-29, yang berhasil membuat pasukan Belanda kocar-kacir. Hingga akhirnya
pada awal Februari seluruh kota Kalimantan berhasil dikuasai oleh tentara
Jepang.
Ketika
berhasil menguasai Kalimantan Barat, termasuk Pontianak, tentara Jepang banyak
melakukan Kalimantan Barat, termasuk Pontianak, tentara jepang banyak sekali
melakukan penindasan kepada rakyat Kalimantan Barat, hingga banyak dari mereka
yang ditindas itu kemudian meninggal. Tentara Jepang yang banyak melakukan
penindasan dan penyiksaan tersebut adalah Kempetai
dan Tokkeitai. Model penyiksaan
mereka biasanya adalah dengan terapi air dimana mulut para tahanan dimasukkan
air melalui selang dan juga penyungkupan. Kebanyakan dari mereka yang menjadi
korban adalah dari kalangan Feodal, Cerdik, Pandai, Ambtenaar, Politisi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, hingga rakyat
jelata.
Foto Korban Tragedi Mandor Berdarah |
Yang
membuat peristiwa ini memilukan adalah para korban tersebut dibantai dengan
carakepala mereka dipancung hidup-hidup dengan Katana (senjata samurai) setelah
kepala mereka ditutupi dengan sungkup, dan ini dibuktikan dengan banyaknya
Katana patah di sekitar Lokasi pemancungan. Dan Kota Mandor sendiri pada saat
itu adalah lading pembantaian tersebut. Tak terhitung berapa banyak korban yang
tewas akibat pembantaian tersebut.
Menurut
Yamamoto, seorang mantan Kempeitai di daerah tersebut
mengatakan bahwa jumlah korban mencapai angka sekitar 50.000 orang. Dan sebagian
dari mereka yang dibunuh tersebut adalah kaum-kaum intelektual dan tokoh-tokoh
masyarakat. Bahkan Sultan Pontianak pun menjadi korban dari peristiwa ini
bersama dengan 60 orang kerabatnya. Disini jelas sekali pembantaian yang
dilakukan Jepang tersebut sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Sebenarnya
pembantaian yang dilakukan Jepang di Kalimantan Barat tersebut memang mempunyai
suatu maksud. Kalimantan Barat sendiri mempunyai lokasi yang strategis dan
hanya mempunyai penduduk sekitar satu setengah juta jiwa. Selain itu Kalimantan
Barat sendiri mempunyai wilayah yang sangat luas yaitu satu setengah kali luas
pulau Jawa + Madura + Bali. Kalimantan pada waktu itu akan dijadikan seperti
Manchuria dan Korea kedua.
Pada
waktu itu di Kalimantan Barat, semua orang yang berumur 12 (duabelas) tahun ke
atas semuanya akan dibunuh habis. Generasi sisanya sampai kanak-kanak akan
dididik dengan ala Jepang, ditambah
dengan orang- orang Jepang yang akan didatangkan sebagai “Jepang Beneran” dan
itu merupakan rencana militer Jepang. Itulah sebabnya mangapa banyak kaum
intelektual yang dibunuh pada saat pembantaian di kota mandor tersebut.
Monumen Juang Mandor |
Untuk
mengenang para korban pembantaian tersebut, dibangun monument nasional dan
diberi nama Monumen Juang Mandor. Monumen
diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Kadarusno
tahun 1977. Melalui paripurna DPRD Kalimantan Barat untuk mengenang dan merupakan
bentuk kepedulian sekaligus apresiasi dari DPRD terhadap perjuangan pergerakan nasional
yang terjadi di Mandor Lahirnya
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun
2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni Sebagai Hari Berkabung Daerah
Provinsi Kalimantan Barat.