TRAGEDI MANDOR BERDARAH !!!! ( 28 Juni 1944 )


relief_Tragedi Mandor Berdarah di Museum Juang Mandor

 Pagi ini  tanggal 25 Juni 2012 di Kantor sewaktu sarapan singkong goreng dan segelas kopi, sekadar untuk mengisi perut untuk sampai siang nanti, entah bosan dengan makanan yang mulu” enak dengan kolesterol tinggi, atau memang adanya itu. datang bapak dari bagian CSR Perusahaan Perkebunan yang dipandang besar di Kalimantan Barat, memberi surat edaran. Dari sudut, terdengan Rekan kerja menyebut kata “MANDOR”… yah MANDOR

Buat sebagian orang mungkin masih asing tapi sebagian dari kita masih asing mendengarnya sedang yang lain sering mendengar, khususnya orang yang berasal dari Kalimantan Barat. Mandor adalah sebuah kota di Kalimantan Barat. Kota mandor sendiri dahulu merupakan wilayah dari Kabupaten Pontianak, namun kini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Landak di Propinsi Kalimantan Barat. Jaman penjajahan Jepang di Mandor terjadi suatu peristiwa berdarah.
Pada saat itu Kalimantan Barat berhasil dikuasai oleh pasukan Jepang yang berasal dari pasukan ke-29, yang berhasil membuat pasukan Belanda kocar-kacir. Hingga akhirnya pada awal Februari seluruh kota Kalimantan berhasil dikuasai oleh tentara Jepang.

Ketika berhasil menguasai Kalimantan Barat, termasuk Pontianak, tentara Jepang banyak melakukan Kalimantan Barat, termasuk Pontianak, tentara jepang banyak sekali melakukan penindasan kepada rakyat Kalimantan Barat, hingga banyak dari mereka yang ditindas itu kemudian meninggal. Tentara Jepang yang banyak melakukan penindasan dan penyiksaan tersebut adalah Kempetai dan Tokkeitai. Model penyiksaan mereka biasanya adalah dengan terapi air dimana mulut para tahanan dimasukkan air melalui selang dan juga penyungkupan. Kebanyakan dari mereka yang menjadi korban adalah dari kalangan Feodal, Cerdik, Pandai, Ambtenaar, Politisi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, hingga rakyat jelata.

Foto Korban Tragedi Mandor Berdarah
 Yang membuat peristiwa ini memilukan adalah para korban tersebut dibantai dengan carakepala mereka dipancung hidup-hidup dengan Katana (senjata samurai) setelah kepala mereka ditutupi dengan sungkup, dan ini dibuktikan dengan banyaknya Katana patah di sekitar Lokasi pemancungan. Dan Kota Mandor sendiri pada saat itu adalah lading pembantaian tersebut. Tak terhitung berapa banyak korban yang tewas akibat pembantaian tersebut.

Menurut Yamamoto,  seorang mantan Kempeitai di daerah tersebut mengatakan bahwa jumlah korban mencapai angka sekitar 50.000 orang. Dan sebagian dari mereka yang dibunuh tersebut adalah kaum-kaum intelektual dan tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan Sultan Pontianak pun menjadi korban dari peristiwa ini bersama dengan 60 orang kerabatnya. Disini jelas sekali pembantaian yang dilakukan Jepang tersebut sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Sebenarnya pembantaian yang dilakukan Jepang di Kalimantan Barat tersebut memang mempunyai suatu maksud. Kalimantan Barat sendiri mempunyai lokasi yang strategis dan hanya mempunyai penduduk sekitar satu setengah juta jiwa. Selain itu Kalimantan Barat sendiri mempunyai wilayah yang sangat luas yaitu satu setengah kali luas pulau Jawa + Madura + Bali. Kalimantan pada waktu itu akan dijadikan seperti Manchuria dan Korea kedua.

Pada waktu itu di Kalimantan Barat, semua orang yang berumur 12 (duabelas) tahun ke atas semuanya akan dibunuh habis. Generasi sisanya sampai kanak-kanak akan dididik dengan ala Jepang, ditambah dengan orang- orang Jepang yang akan didatangkan sebagai “Jepang Beneran” dan itu merupakan rencana militer Jepang. Itulah sebabnya mangapa banyak kaum intelektual yang dibunuh pada saat pembantaian di kota mandor tersebut.

Monumen Juang Mandor
Untuk mengenang para korban pembantaian tersebut, dibangun monument nasional dan diberi nama Monumen Juang Mandor. Monumen diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Kadarusno tahun 1977. Melalui paripurna DPRD Kalimantan Barat untuk mengenang dan merupakan bentuk kepedulian sekaligus apresiasi dari DPRD terhadap perjuangan pergerakan nasional yang terjadi di Mandor Lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor pada 28 Juni Sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat.