Selain Punokawan
yang kehadirannya selalu membawa tawa karena kekocakannya dalam pewayangan,
terdapat tokoh yang tidak kalah konyolnya (gak kalah ma shinchan dah…hahahahhaa).
Mereka adalah sahabat dari Punokawan..mereka adalah..
Togog
Togog adalah putra dewa yang lahir sebelum Semar, tapi karena tidak
mampu mengayomi bumi maka Togog kembali ke asal lagi alias tidak jadi lahir.
Dan pada waktu bersamaan lahirlah Semar.
Riwayat
Pada zaman kadewatan diceritakan Sanghyang
Wenang mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari
ketiga cucunya yaitu Batara Antaga (Togog), Batara Ismaya
(Semar) dan Batara
Manikmaya (Batara Guru).
Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga cucunya
tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka
dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan. Pada giliran pertama
Batara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya, namun yang terjadi malah
mulutnya robek dan jadi dower karena Togog salah menelan gunung yang
sedang aktif dan mendadak meletus ketika gunung tersebut berada di dalam rongga
mulut Togog. Giliran berikutnya adalah Batara Ismaya (Semar) yang melakukannya,
Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi
karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah Semar berperut buncit
karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam
wayang kulit.
Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan
sayembara dan diangkat menjadi penguasa kadewatan adalah Sang Hyang
Manikmaya atau Batara Guru, cucu bungsu dari Sang Hyang Wenang.
Adapun Batara Antaga (Togog) dan Batara Ismaya (Semar)
akhirnya diutus turun ke marcapada (dunia manusia) untuk menjadi
penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada
manusia, yang pada akhirnya Semar dipilih sebagai pamong untuk para satria
berwatak baik (Pandawa)
dan Togog diutus sebagai pamong untuk para satria dengan watak buruk.
Bilung
Bilung adalah seorang raksasa
kecil yang berteman dengan para Punakawan. Dia adalah sahabat dari Togog dan ke mana-mana
selalu berdua. Bilung digambarkan sebagai tokoh dari luar Jawa yaitu Melayu. Bilung
sering kali menggunakan bahasa campuran Jawa
& Melayu.
Setiap bertemu dengan Petruk, dia selalu menantang berkelahi dan mengeluarkan suara
kokok seperti ayam jago. Tapi, sekali dipukul oleh Petruk, dia langsung kalah
dan menangis. Dalam beberapa cerita wayang, Bilung yang punya nama lain Sarawita
ini kadang-kadang berperan menjadi Punakawan yang memihak musuh. Biasanya,
Bilung akan memberi masukan yang baik kepada majikannya. Tetapi, bila
masukannya tidak didengarkan oleh majikannya, dia akan berbalik memberi
berbagai masukan yang buruk.
Nah
dari ke-tidak konsistennya lah, di bernama Bilung (bhs jawa_yang bahasa
indonesianya adalah Plin-Plan)
Limbuk
Limbuk adalah anak
perempuan Cangik,
juga seorang abdi perempuan yang konyol. Meskipun penampilannya sangat berbeda
dengan ibunya, dia mempunyai rasa keyakinan yang sama akan daya tariknya yang
tinggi. Dia juga membawa sebuah sisir dengannya ke mana-mana. Suaranya keras, rendah, dan
menyentuh secara janggal.
Cangik
Cangik adalah seorang
pelayan wanita pelawak
kesayangan para penonton biasanya mengiringi kehadiran Sumbadra
atau putri kelas atas lainnya. Meskipun perawakannya kurus, dadanya mengerut,
dan penampilannya aneh, dia sangat mudah tersipu-sipu dan genit, dengan sisir
yang selalu ia bawa sebagai buktinya. Suaranya tinggi, melengking dan seperti
bersiul, karena dia tidak mempunyai gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar