Intermezo hari ini....
1. Tsunami Jepang
Enam menit cukup untuk menghancurkan
wilayah timur laut Jepang, saat gempa berkekuatan 8,9 skala Richter menerjang.
Saat itu 11 Maret 2011, warga Jepang dikagetkan oleh gempa terbesar sepanjang
sejarah modern.
Pusat gempa terletak pada kedalaman
10 km, dengan jarak 125 km dari pesisir timur, 380 km arah timur laut Tokyo. Gempa
disusul dengan tsunami setinggi 10 meter yang menyapu kota di pesisir, menyapu
apapun yang menghadangnya hingga sejauh 7 km.
Hampir 16 ribu orang tewas, empat
ribu hilang dan enam ribu terluka di delapan prefektur. Tak kurang dari 125
ribu bangunan rusak dengan kerugian diperkirakan mencapai $ 300 miliar.
Peringatan tsunami dikeluarkan hingga
negara-negara Pasifik, Amerika, Rusia, dan New Zealand. Tsunami setinggi 2
meter diperkirakan akan sampai ke Indonesia sehingga menimbulkan kepanikan.
Banyak orang yang lari ke tempat yang lebih tinggi. Untunglah ombak yang sampai
hanya setinggi 4 sentimeter.
Bencana susulan yang lebih dahsyat
muncul karena ledakan di Reaktor Nuklir Fukushima. Bencana nuklir ini
disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak Chernobyl tahun 1986. Reaktor nuklir
yang dirancang tahan gempa hingga 7 skala Richter ini tak sanggup menahan gempa
beruntun dan meledak.
Warga yang ada dalam radius 30 km
diungsikan. Pemerintah Jepang dituduh menyembunyikan kenyataan terkait
kontaminasi nuklir dari reaktor ini. Penelitian memperkirakan, polusi
radioaktif akan tetap tinggal dalam waktu lama, lebih dari 30 tahun.
2. ISU Gempa Bumi
Inilah berita palsu atau yang biasa kita
kenal “HOAX” mengenai isu sunami yang beredar di BBM (Black Berry Massanger): "Info BMKG: diperkirakan malam ini akan
terjadi gempa berkekuatan 8,7 skala Richter di Jakarta dan sekitarnya,".
Berita yang meresahkan warga Jakarta tersebut langsung dibantah oleh BMKG.
BMKG menegaskan bahwa belum ada
teknologi yang dapat memprediksi waktu terjadinya gempa. "Kami sudah tahu
lokasi potensi gempa dan kekuatannya. Pertanyaan yang tersisa adalah kapan.
Negara-negara maju juga belum bisa meramalkan waktu terjadinya gempa,"
ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG Prih Haryadi, 1 Juni 2011.
Masyarakat diminta untuk tak khawatir
dan panik menanggapi isu-isu. Meski demikian, selalu waspada adalah keharusan
karena Indonesia memang terletak di sekitar patahan yang rawan gempa.
Yang anehnya pernyataan dari Staf
Khusus Presiden Bidang Bencana Andi Arief bahwa Jakarta berpotensi dilanda gempa
besar dengan kekuatan 8,7 skala Richter. Pusat gempa, kata Andi, berada di
Selat Sunda. Namun pernyataan ini tidak diikuti usaha persiapan penanggulangan
bencana.
Gempa merusak terakhir kali terjadi
13 Oktober. Guncangan berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Bali pada pukul
10.16 WIB. Kepanikan melanda warga. Gempa ini berpusat di 143 km barat daya Nusa
Dua dan berkedalaman 10 km. BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi
tsunami. Beberapa korban terluka dan bangunan rusak ringan.
3. Gunung Anak Krakatau
Ledakan dahsyat Gunung Krakatau
tahun 1883 tak pernah sepenuhnya hilang dari ingatan. Dentuman terdengar hingga
sejauh 3000 km, dan bumi tertutup debu vulkanik selama hampir satu tahun.
Tahun 1928, Anak Krakatau muncul dari
lautan dan terus bertambah tinggi hingga sekarang. Dalam jangka waktu 75 tahun,
tingginya kini mencapai lebih dari 300 meter di atas permukaan laut.
Kengerian letusan Krakatau diturunkan
kepada Anak Krakatau, gunung berapi aktif termuda di Indonesia. Sejak
September, gunung ini berstatus waspada. Aktivitas gunung meningkat, ditandai
gempa tektonik hingga 6000 kali setiap hari. Asap tipis terlihat di puncak,
tapi tanpa disertai lontaran material vulkanik.
Jarak aman bagi warga dan wisatawan
ditetapkan sejauh 2 km. Warga di Pulau Sebesi yang berjarak dua jam perjalanan
laut masih bisa beraktivitas seperti biasa, karena gempa diperkirakan tidak
berisiko memunculkan tsunami.
Sering aktifnya Anak Krakatau
dikhawatirkan berdampak buruk pada jembatan selat Sunda yang rencananya akan
dibangun pada 2014. Kekhawatiran ini dibantah Kepala Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Badan Geologi, Surono. Kata dia, Gunung Anak Krakatau secara
teratur mengeluarkan letusan sehingga tidak menghimpun energi sebesar letusan
tahun 1883.
Sepanjang tahun setidaknya 18 gunung
di seluruh Indonesia berstatus siaga serta 6 gunung berstatus waspada, yakni Gunung
Merapi di Sumatera Barat, Tambora di NTB, Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai
NTT, Lokon dan Karangetang di Sulawesi serta Anak Krakatau di Lampung.
Sementara itu di Yogyakarta, lahar dingin sisa erupsi Gunung Merapi tahun 2010
masih membanjiri desa-desa sekitar, terutama setelah hujan turun.
Pemerintah pusat maupun pemerintah di
setiap daerah harus senantiasa waspada. Keseriusan dan persiapan jauh sebelum
terjadinya bencana diperlukan untuk menyiapkan warga menghadapi kondisi darurat
yang terus berulang.
4. Kapal Sinar Kudus
MV Sinar Kudus milik PT Samudera
Indonesia sedang dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan, menuju
Rotterdam, Belanda, ketika dibajak di Semenanjung Somalia. Kapal tersebut
mengangkut nikel senilai Rp 1,4 triliun milik PT Aneka Tambang.
Mereka disandera selama 46 hari,
sejak Rabu 16 Maret. Pembajak meminta tawanan ditukar dengan tebusan puluhan
miliar rupiah. Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara kemudian
membayar tebusan senilai lebih dari $ 4,5 juta kepada para pembajak agar kapal
dan isinya dibebaskan.
Pemerintah mengirimkan pasukan untuk
pembebasan dengan tiga jenis kapal perusak, KRI Yos Sudarso 353, KRI
Banjarmasin dan KRI Halim Perdana Kusuma 355. Ada pula helikopter, tank,
lengkap dengan 488 personel.
Sabtu, 7 Mei, 20 anak buah kapal
Sinar Kudus tiba dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta.
Sinar Kudus bukan satu-satunya kapal
berisi warga negara Indonesia yang dibajak. Bajak laut Somalia telah lama
menjadi ancaman di perairan internasional sejak awal abad 21. Kemiskinan luar
biasa di Tanjung Afrika dan konflik bersenjata diduga sebagai pemicu munculnya
para pembajak kejam ini.
Pembajakan telah menjadi perhatian
internasional karena banyaknya kapal yang disandera dengan tujuan meminta
tebusan. Pada tahun 2010 saja, lebih dari 4 ribu orang pernah menjadi sandera.
Puluhan negara di dunia telah berupaya menumpas para bajak laut baik secara
sendirian maupun gabungan, namun belum berhasil hingga kini.
5. Bom Utan Kayu
Terior bom menyebar ke berbagai
daerah di Indonesia dan menimbulkan kepanikan. Puluhan laporan diterima, meski
sebagian besar kecurigaan tak menemukan bukti. Masyarakat kadung takut menerima
paket serta curiga terhadap bungkusan tak bertuan di tempat-tempat umum.
Semua ini berawal dari tiga teror bom
dalam sehari, 15 Maret 2011. Bom pertama berupa kiriman paket buku berjudul
"Mereka Harus Dibunuh" yang ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam
Liberal Ulil Abshar Abdalla di Utan Kayu. Curiga karena pengirim paket itu tak
dikenal dan tampak kabel yang menjulur, penerima paket melapor pada Polisi.
Polisi memanggil tim penjinak bom,
yang tak kunjung datang. Kepala Satuan Resort dan Kriminal Polres Jakarta Timur
Komisaris Polisi Dodi Rahmawan kemudian berinisiatif menjinakkan bom dengan
menyiramnya. Malang, bom meledak, melukai lengan Kompol Dodi dan Koordinator
Keamanan Komunitas Utan Kayu, Mulyana.
(http://id.berita.yahoo.com/bom-meledak-di-utan-kayu-tindakan-kompol-dodi-20110315-201600-773.html)
Paket serupa juga dikirimkan ke Ketua
Badan Narkotika Nasional Goeries Mere dan kediaman Ketua Pemuda Pancasila Yapto
S. Bom juga mampir di kediaman penyanyi Ahmad Dhani dan di Kota Wisata Cibubur.
Keempat bom itu berhasil dijinakkan sebelum meledak. Sejak saat itu teror bom
menyebar di daerah-daerah lain, seperti Bandung, Medan, Makassar, Bali, Cianjur
dan Semarang.
Beberapa orang ditangkap karena
memancing di air keruh — mengirimkan ancaman bom atau sengaja mengirimkan paket
mencurigakan. Belakangan polisi menangkap Pepi Fernando dan mendakwanya sebagai
otak di balik bom buku tersebut.
6. Kerusuhan London
Dari Tottenham, kerusuhan, penjarahan
dan pembakaran menyebar dengan cepat ke seluruh London -- kemudian ke kota-kota
lain di Inggris. Kembang api, bom molotov dan senjata lain dilemparkan pada
polisi. Toko-toko dijarah, warga dianiaya dan dirampok.
Kerusuhan baru terhenti 12 Agustus,
setelah polisi menangkap lebih dari seribu perusuh. Sebanyak 400 di antaranya
kemudian diadili. Lima tewas akibat kekerasan, serta setidaknya 16 terluka.
Kerugian diperkirakan mencapai 200 juta pounds, belum lagi aktivitas ekonomi
yang terhenti selama sepekan.
Banyak yang menganggap kerusuhan ini sebagai
insiden terburuk di Inggris sejak perang dunia kedua.
Kerusuhan ini menimbulkan berbagai
teori mengenai kondisi sosial masyarakat Inggris. Beberapa ahli menyatakan
bahwa kerusuhan ini sejatinya dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan
pemerintah mengenai imigran. Tingginya tingkat pengangguran dan naiknya pajak
juga menjadi penyebab, didukung menjamurnya geng bersenjata yang menyuburkan
budaya kekerasan.
7. Kecelakaan Merpati
Dengan hentakan keras, pesawat
Merpati MA 60 mendarat di perairan Kaimana, Papua Barat. Cuaca buruk, 7 Mei
2011 membuat pilot tak dapat mendarat di bandara. Pesawat buatan Cina itu pecah,
lalu tenggelam di lautan. 21 penumpang dan awak tewas.
Pesawat yang jatuh adalah buatan Cina
tahun 2010. Tragisnya, lokasi tenggelamnya pesawat hanya berjarak 500 meter
dari landasan pacu bandara. Kecelakaan ini menambah daftar masalah yang harus
dihadapi PT Merpati Nusantara Airlines.
Secara finansial, maskapai milik
negara ini sedang mengalami kesulitan karena terlilit utang. Pada bulan
Oktober, armadanya tak bisa terbang karena Pertamina menghentikan pasokan bahan
bakar. Pasalnya, Merpati belum membayar tunggakan avtur senilai lebih dari
setengah triliun rupiah.
Pada 9 September, pesawat Caravan
milik Susi Air jatuh di Distrik Pesema, Yahukimo. 22 September, Pesawat milik
Maskapai Yayasan Jasa Aviasi Indonesia jatuh di Gunung Paspalai, Papua. Tiga
tewas.
Masih pada bulan yang sama, pesawat
Casa 212 milik PT Nusantara Buana Air jatuh di Pegunungan Bohorok, Langkat,
Sumatera Utara. Seluruh penumpang dan kru, 18 orang, tewas.
Moda angkutan laut tak kalah
berbahaya. Bulan Agustus dan September saja setidaknya ada lima kecelakaan
kapal yang menewaskan puluhan orang. Pada 27 Agustus, Kapal Motor Windu Karsa
menenggelamkan 10 orang di Kolaka, Sulawesi Tengah.
Pada 21 September, Kapal Sri Murah
Rezeki tenggelam dan menewaskan 14 orang di Nusa Lembongan, Bali.
Tanggal 24 September, 13 tewas di
perairan Kepulauan Kangean, Sumenep karena kapal Motor Tunggal Putri tenggelam.
Sementara itu, pada 26 September,
Kapal Motor Marina Nusantara tenggelam di Barito, Kalimantan Selatan.
Sedangkan pada 28 September, giliran
Kapal Motor Kirana terbakar dan menewaskan 8 penumpang di Tanjung Perak,
Surabaya.
Meski kecelakaan di udara dan laut
sangat memprihatikan, jalan raya masih menjadi pencabut nyawa paling berbahaya.
Hanya dalam rentang waktu dua pekan sepanjang arus mudik dan arus balik 23
Agustus hingga 3 September, 587 orang tewas karena kecelakaan lalu lintas.
8. Ramalan Kiamat Harold Camping
Satu lagi orang yang mencoba
meramalkan kiamat, tak hanya sekali melainkan tiga kali. Harold Camping,
penyiar Family Radio di Amerika, memperkirakan kiamat akan terjadi pada Sabtu,
21 Mei tepat pukul 18.00.
Menurut ramalan pria 90 tahun ini,
umat manusia akan dimusnahkan melalui rentetan gempa dahsyat. Mereka yang
selamat dari gempa akan mengalami penderitaan dahsyat. 5 ribu billboard
dipasang di seluruh Amerika untuk memperingatkan manusia terhadap akhir dunia.
Ribuan orang mempercayai ramalan
Harold. Banyak yang bersiap menghadapi kiamat dengan cara berhenti dari
pekerjaan dan mendonasikan seluruh harta yang mereka miliki. Kepanikan membuat
beberapa orang mencoba bunuh diri.
Ramalan Harold meleset.
Tahun 1994, Camping sudah pernah
mengumumkan ramalan kiamat yang meleset. Alasannya, kedua tanggal itu hanya
tahap antara.
Tak kapok, Harold kembali mengumumkan
kiamat akan terjadi pada 21 Oktober 2011 -- yang juga gagal total. Setelah
salah tiga kali, Harold memutuskan mundur dari pekerjaannya sebagai penyiar dan
meminta maaf kepada masyarakat.
Entah mengapa masih banyak yang
mempercayai ramalan akhir zaman. Padahal meramalkan kiamat sudah dilakukan oleh
puluhan orang sejak ratusan tahun lalu, mulai dari Nostradamus hingga akhir
dunia pada 9 September 1999. Tak terhitung pula orang yang telah bunuh diri
karena takut menghadapi kehancuran dunia.
9. Teroris Norwegia
Hari itu tanggal 22 Juli 20111.
Sebuah bom meledak, merenggut tujuh nyawa di pusat kota Oslo, Norwegia. Satu
jam kemudian, seorang pria bersenjata menembaki anak-anak muda yang tengah
melakukan retret di Pulau Utoya, 50 mil sebelah utara ibukota.
Anders Behring Breivik mengenakan
seragam polisi dan meminta korbannya berkumpul sebelum mulai membombardir Pulau
Otoya. Di pulau itu sekitar 700 pemuda tengah menghadiri pertemuan organisasi
pemuda Partai Buruh yang berkuasa.
Pria berusia 32 tahun itu berkeliling
pulau selama sekitar satu setengah jam, mencari siapa pun yang bisa ditembak.
Korbannya berusaha bersembunyi di semak-semak, gua dan di antara bangunan.
Sebagian nekat berenang untuk pergi dari pulau. Tapi Breivik menyadari hal ini
dan remaja malang itu pun tak luput dari tembakan.
Bantuan tak segera datang. Orang yang
pertama kali tiba di pulau itu adalah Marcel Gleffem, seorang Jerman. Dia
bolak-balik lima kali dengan kapal untuk memungut 30 anak yang melarikan diri
dengan cara berenang di laut. Sebanyak 40 orang diselamatkan dengan cara yang
sama oleh pasangan lesbian Hege Dalen dan Toril Hansen, dan puluhan lain oleh
Kasper Ilaug. Bantuan datang dan menangkap Breivik yang mulai kehabisan
amunisi.
Breivik menerbitkan manifesto
"2083 – A European Declaration of Independence" setebal 1500 halaman
secara online, sejam sebelum serangan. Manifestonya menekankan pentingnya
Perang Salib melawan muslim di Eropa. Tulisan ini penuh ancaman pada imigran
muslim di Eropa, bahwa mereka akan dihukum karena telah melakukan tindakan
khianat. Menurutnya, tindakan ini adalah untuk memberikan peringatan agar
Norwegia tak dijajah kaum muslim.
Lebih dari 250 ribu orang (26 Juli)
menggelar pawai dukacita di Oslo dan kota-kota lainnya di Norwegia. Perdana
Menteri Jens Stoltenberg, Raja Harald V dan Ratu Sonja ikut turun ke jalan
mengenang 91 korban tewas akibat ulah gila Breivik.
Media Eropa menyebut kejadian ini
sebagai tragedi terburuk sejak Perang Dunia II.
10. Pergolakan Arab
Warsa 2011 bisa dikatakan sebagai
tahun bangkitnya negara-negara Arab. Protes rakyat berujung revolusi terjadi di
Tunisia dan Mesir, menyebabkan perang saudara di Libya dan demo besar-besaran di
Suriah, Yaman dan negara-negara sekitarnya.
Gerakan rakyat bermula dari
ketidakpuasan terhadap pemerintah, utamanya rezim yang menguasai negara selama
puluhan tahun. Tingkat pengangguran tinggi, inflasi, korupsi, kehilangan hak
berpendapat dan kondisi kehidupan sehari-hari mulai tak tertanggungkan.
Presiden Tunisia Ben Ali mengakhiri
kekuasaan 23 tahun dan melarikan diri ke Arab Saudi. Pengadilan dilakukan
secara in absentia dengan hukuman penjara selama 35 tahun untuk satu tuntutan.
Ben Ali dituntut dalam 93 kasus, 35 diantaranya oleh pengadilan militer.
Tanggal 25 Januari, jutaan orang
berkumpul di Tahrir Square, Kairo meminta Presiden Mesir Hosni Mubarak mundur.
Meski akses komunikasi ditutup pemerintah, penyebaran pesan berlanjut melalui
media sosial. 11 Februari, Mubarak mundur dari jabatan yang sudah dipegangnya
sejak 1981. Dia kemudian diadili atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan
dinyatakan bersalah merugikan keuangan negara.
Berbeda dengan presiden Mesir dan
Tunisia, Pemimpin Libya Muammar Khadafi tak menyerah dengan tuntutan rakyat.
Kolonel Khadafi malah mengangkat senjata dan membantai mereka yang
berseberangan dengannya. 20 Oktober, Muammar Khadafi tertangkap saat
bersembunyi di kota kelahirannya, Sirte. Dunia gemetar menyaksikan diktator
selama 34 tahun ini diseret dan dibantai di depan kamera. Mayatnya kemudian
dipamerkan di sebuah toko daging.
Pasca runtuhnya rezim lama, rakyat
berharap demokrasi membawa kesejahteraan. Padahal menggulingkan penguasa lalim
baru langkah pertama dari rangkaian kerja keras. Mempertahankan era keterbukaan
sekaligus menguatkan ekonomi adalah tantangan yang harus dihadapi negara-negara
yang baru berubah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar