Malam makin larut tapi masih terjaga, itulah keadaanku semalam. Karena bosan, acara di televisipun mulai jelek (kurang menarik bagi saya). Dengan acak saya pilih chanel TV, dan tanpa disengaja ada acara Wayang Kulit di saluran televisi nasional (TVRI). Biasa acara wayang kulit pati berbahasa Jawa tapi malam itu Si Dalang melakonkan cerita dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Nah dari semalem saya jadi tertarik menampilkan tokoh Pewayangan (Ramayana). Sedikit ne Refres bagi temen2 yg mgkin sdh tau tokoh ramayana atau mungkin bisa sebagai acuan jalan hidup kita karena dalam tokoh2nya dan cerita perjalanan tokoh tsb penuh Wejangan/petuah/nasihat......
Anggada
Anggada adalah salah seorang senapati tentara
wanara negara Kiskenda dalam pemerintahan Prabu Sugriwa. Ayahnya adalah Resi
Subali, ibunya bernama Dewi Tara, putri Batara Indra. Subali dan Sugriwa, atas
perintah dewa, telah menang dalam perang melawan Prabu Maesasura, dengan
seluruh balatentaranya.
Sesudah peristiwa Kiskenda, Sugriwa dikawinkan
dengan Dewi Tara dan dinobatkan menjadi raja. Kerajaan Kiskenda dihadiahkan
kepadanya. Atas hasut-fitnah Prabu Dasamuka, negara Kiskenda diserang Subali,
yang merasa bahwa kemenangan atas Kiskenda, Subali-lah yang melakukannya. Prabu
Sugriwa dengan tentaranya terpaksa meninggalkan negaranya. Subali akhirnya
menduduki Kiskenda dan memperistri Dewi Tara. Dalam perkawinan ini lahirlah
wanara Anggada.
Sugriwa dapat kembali menduduki Kiskenda setelah
Subali dapat dibinasakan oleh Sri Rama. Anggada tetap mengikuti ibunya, Dewi
Tara, yang kembali menjadi istri Sugriwa.
Dalam lakon “Hanoman Duta”, Anggada sangat iri
hati atas pengangkatan Hanoman, saudara sepupunya, sebagai duta ke Alengka
untuk menyelidiki tempat disembunyikannya Dewi Sinta, istri Rama. Di dalam
lakon “Anggada Balik”, ia diutus Sri Rama untuk mengukur kekuatan bala tentara
Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah
Sri Rama, Anggada kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi
Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya.
Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota
Prabu Dasamuka dan dipersembahkan kepada Sri Rama. Dalam perang besar Alengka,
Anggada menunjukkan kepahlawanannya di medan perang, ia berhadapan langsung
dengan putra mahkota Alengka, Indrajit, putra Dewi Tari, saudara sepupunya.
Atas jasanya ia mendapat tambahan nama “Jaya” yang berarti unggul, maka dari
itu ia lazim disebut Jaya Anggada. Seperti wanara yang lain, Anggada tidak
dapat diketahui akhir hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar