Masih penasaran mengenai Kiamat.. sebenarnya cuma satu pemahaman: Kiamat memang akan datang adanya hanya saja kita tidak bisa meramalkan kedatangannya, hanaya saja kita yakini itu dan pasrahkan kepada Tuhan YME.
Disini akan diulas mengenai Badai Matahari_apakah berdampak dengan Kehancuran Dunia (Kiamat_dibaca).
. . . ..diambil dari berbagai sumber
Aktivitas Matahari diperkirakan akan memuncak pada pertengahan tahun
2012 hingga tahun 2013. Dan sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak badai matahari
akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasar
pada aktivitas matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas
matahari ini berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari,
lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.Peningkatan aktivitas bintang di Tata Surya itu
berpotensi meningkatkan frekuensi badai Matahari, lontaran energi tinggi
ke lingkungan sekitar Matahari.
Kepala Observatorium Bosscha Hakim L Malasan saat dihubungi, Selasa
(3/1/2012), mengatakan bahwa fenomena badai Matahari hendaknya tidak
dikaitkan dengan kiamat, sebab keduanya tak berhubungan sama sekali.
"Badai Matahari berpotensi mengganggu komunikasi dan berdampak pada satelit. Tapi, badai Matahari sama sekali tak mengakibatkan kemusnahan. Jadi, badai Matahari akan mengakibatkan kiamat itu tidak benar," jelas Hakim.
Hakim memaparkan bahwa peningkatan aktivitas Matahari yang memacu kejadian badai Matahari sudah berlangsung sejak Matahari ada miliaran tahun lalu. Nyatanya, walaupun aktivitas Matahari meningkat dan memicu badai Matahari, kiamat tidak terjadi.
Terkait kemusnahan kehidupan akibat Matahari, astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa mungkin hal tersebut baru terjadi sekitar 5 miliar tahun lagi.
"Umur bintang seperti Matahari diperkirakan 10 miliar tahun. Sekarang Matahari sudah sekitar 4,5 miliar tahun. Jadi masih 5 miliar tahun lagi. Nanti Matahari akan menjadi bintang raksasa merah dan menelan planet terdekat, Merkurius, Venus, dan mungkin Bumi. Saat itu kehidupan di Bumi sudah tidak ada," jelas Thomas.
"Badai Matahari berpotensi mengganggu komunikasi dan berdampak pada satelit. Tapi, badai Matahari sama sekali tak mengakibatkan kemusnahan. Jadi, badai Matahari akan mengakibatkan kiamat itu tidak benar," jelas Hakim.
Hakim memaparkan bahwa peningkatan aktivitas Matahari yang memacu kejadian badai Matahari sudah berlangsung sejak Matahari ada miliaran tahun lalu. Nyatanya, walaupun aktivitas Matahari meningkat dan memicu badai Matahari, kiamat tidak terjadi.
Terkait kemusnahan kehidupan akibat Matahari, astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa mungkin hal tersebut baru terjadi sekitar 5 miliar tahun lagi.
"Umur bintang seperti Matahari diperkirakan 10 miliar tahun. Sekarang Matahari sudah sekitar 4,5 miliar tahun. Jadi masih 5 miliar tahun lagi. Nanti Matahari akan menjadi bintang raksasa merah dan menelan planet terdekat, Merkurius, Venus, dan mungkin Bumi. Saat itu kehidupan di Bumi sudah tidak ada," jelas Thomas.
Suku Maya
Suku Maya di Amerika |
Pada manuskrip peninggalan suku Maya yang dikenal menguasai ilmu falak
dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul
gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua
kegiatan di muka Bumi ini.
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.
Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.
Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.
Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.
Dari
Matahari, miliaran partikel elektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi
dalam waktu empat hari, jelas Jiyo Harjosuwito, Kepala Kelompok Peneliti
Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio. Dampak dari serbuan partikel
elektron itu di kutub magnet Bumi berlangsung selama beberapa hari.
Dampak
Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga
mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini
juga dapat mengganggu medan magnet bumi.
Seperti tahun 1989 saat badai
matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena
trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar
di bawah permukaan bumi.
Aurora |
Badai matahari ini dapat diantisipasi agar
tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan
satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.
Dari adanya Badai matahri inipun bisa kita lihat dari dataran yang lebih tinggi dengan munculnya Aurora yang indah. Jadi Bukanlah Kiamat dampak dari Badai Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar